Rabu, 30 Desember 2015

Metabolit Sekunder Tanaman Bungur atau Ketangi (Lagerstroemia speciosa)

1. Klasifikasi Tanaman Bungur (Lagerstroemia speciosa)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Lythraceae
Genus : Lagerstroemia
Spesies : Lagerstroemia speciosa Auct.

2. Morfologi Tanaman Bungur atau Ketangi (Lagerstroemia speciosa)
Indonesia yang beriklim tropis memiliki berbagai type tumbuhan, yang mana beberapa tumbuhan dapat digunakan sebagai bahan obat tradisional (Hariana, 2004 ; Muhlisah, 2006). Satu di antara tumbuhan yang mempunyai kandungan senyawa obat yaitu Bungur atau Ketangi (Lagerstroemia speciosa Pers.). Bungur аԁаƖаh tipe pohon Crepe Myrtle уаnɡ menghasilkan bunga berwarna merah muda atau putih. Tanaman bungur tumbuh ԁі daerah Filipina, Thailand, Indonesia ԁаn Jepang. Tanaman ini relatif lebih mudah tumbuh di sebagian tipe tanah.
Bungur dapat di kenali di rimba jati, baik di tanah gersang maupun di tanah subur rimba heterogen berbatang tinggi. Kadang-kadang, bungur ditanam sebagai pohon hias atau pohon pelindung di tepi jalan. Di Jawa, bungur dapat tumbuh sampai ketinggian 800 m dpl. Selain itu, bungur banyak di kenali pada ketinggian di bawah 300 m. Pohon, tinggi 10-30 m. Batang bulat, percabangan mulai dari segi pangkalnya, berwarna cokelat muda. Daun tunggal, bertangkai pendek. Helaian daun berbentuk oval, elips, atau memanjang, tak tidak tebal seperti kulit, panjang 9-28 cm, lebar4-12 cm, berwarna hijau tua. Bunga majemuk berwarna ungu, tersusun dalam malai yang panjangnya 10-50 cm, keluar dari ketiak daun atau ujung ranting. Buahnya buah kotak, berbentuk bola sampai bulat memanjang, panjang 2-3, 5 cm, beruang 3-7, buah yang tetap masih muda berwarna hijau, setelah masak jadi cokelat. Ukuran biji cukup besar, pipih, ujung bersayap berbentuk pisau, berwarna cokelat kehitaman. . Bungur dapat diperbanyak dengan biji.

3. Metabolit Sekunder pada Tanaman Bungur (Lagerstroemia speciosa)
Senyawa metabolit sekunder dalam tumbuhan biasanya menebar rata ke seluruhnya segi tumbuhan tetapi dalam kandungan yg tidak sama (Robinson, 1991 ; Markham, 1988). Daun bunga di kenali mempunyai kandungan senyawa saponin, flavonoid, dan tannin. Biji mempunyai kandungan senyawa plantisul tengah kulit batang bungur mempunyai kandungan senyawa grup flavonoid. Senyawa metabolit sekunder pada daun tanaman bungur atau ketangi yakni Plantisul, Saponin, Flavonoida dan Polifenol.
Plantisul yaitu zat sejenis insulin nabati dan memiliki aktivitas seperti insulin. Tengah saponin yakni senyawa berbentuk glikosida yang menebar luas pada tumbuhan tingkat tinggi, namun dengan konsentrasi berbeda dibagian khusus, tergantung dari varietas tanaman dan step perubahan. Penelitian perlihatkan bahwa saponin dapat tingkatkan sistem imun, berupa antioksidan, dapat menghindar kanker, anti virus, dapat menghambat perubahan jamur, dan biasanya digunakan sebagai bahan antiseptik.
Lantas flavonoida, yaitu satu group senyawa fenol yang terbesar yang di kenali di alam. Flavonoid yakni senyawa metabolit sekunder yang ada pada tanaman berwarna hijau, kecuali alga. Senyawa ini dapat di kenali pada batang, daun, bunga, dan buah tanaman. Manfaat flavonoid salah satunya buat perlindungan susunan sel, tingkatkan efektifitas vitamin C, menghindar keropos tulang, sebagai zat anti inflamasi, antioksidan, antibiotik, dan sebagai pencegah kanker (zat antioksidan). Flavonoid sendiri diterangkan dapat menghindar terjadinya penyakit degeneratif (penyakit yang jalan berbarengan berjalannya system penuaan atau menambahnya usia) melalui langkah menghindar terjadinya system peroksidasi lemak melalui langkah menangkap radikal bebas dan menghelat ion logam transisi.
Lantas yakni polifenol, yaitu group zat kimia yang di kenali pada tumbuhan. Faedah intinya yakni sebagai antioksidan alami. Menurut Suprastiwi, Endang, polifenol yakni satu di antara komponen bioaktif yang disebut katekin. Katekin sendiri yakni senyawa multifungsi yang berupa antiinflamasi (kurangi peradangan), anti-mutagenik, antioksidan, anti penggumpalan, anti virus, dan antibakteri. Polifenol dapat kurangi penumpukan Low Density Lipid (LDL) dalam darah, serta bisa menghindar oksidasi dalam pembuluh darah yang menyebabkan pembekuan trombosit abnormal. Bahkan polifenol yakni antioksidan yang grup bioflavonol yang memiliki kekuatan lebih lebih efektif dari vitamin C dan vitamin E. Kecuali sebagai tanaman peneduh yang baik, tanaman ini bermanfaat untuk obat-obatan alami. Segi tumbuhan ini yang sering digunakan sebagai obat yaitu biji, daun, dan kulit kayu. Biji dapat digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan kencing manis. Daunnya digunakan untuk mengobati kencing batu, kencing manis, dan tekanan darah tinggi, tengah segi kulit kayu digunakan untuk mengobati diare, disentri, dan kencing darah (Heyne, 1987 ; Dalimartha, 2003).
Daun Bungur juga kaya antioksidan yang memiliki efek pembersihan pada tubuh dan tingkatkan sistem kekebalan tubuh. Ekstrak daun bungur digunakan sebagai obat herbal untuk diabetes di sebagian sisi dunia. Ekstrak daun Bungur kaya asam corosolic yang dimaksud insulin tanaman yang telah bisa dibuktikan memiliki efek terapi anti-diabetes. Faedah asam corosolic yaitu memiliki kemampuan untuk mengatur tingkat insulin dan glukosa, penurunan tingkat gula darah, penurunan nafsu makan dan cravings karbohidrat. Pengujian pada hewan juga perlihatkan bahwa ekstrak Bungur dapat tingkatkan insulin, kurangi glukosa darah, dan tingkatkan hipoglikemia.
source:
Toko Bunga Murah Batununggal Bandung 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar