Senin, 04 Januari 2016

Edelweis; Si Bunga Abadi Yang Terlarang

Anaphalis javanica, yang dikenal lewat langkah popular sebagai Edelweiss jawa (Javanese edelweiss), yakni tumbuhan endemik zona alpina/montana di sebagian pegunungan tinggi Nusantara. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 m dan dapat memiliki batang sebesar kaki manusia walau umumnya tidak melebihi 1 m. Tumbuhan ini sekarang ini dikelompokkan sebagai langka.

Edelweis yaitu tumbuhan pelopor untuk tanah vulkanik muda di rimba pegunungan dan bisa buat perlindungan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena bisa buat mikoriza dengan jamur tanah khusus yang lewat langkah efektif memperluas tempat yang dijangkau oleh akar-akarnya dan tingkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya, yang biasanya terlihat di antara bln. April dan Agustus, sangat disukai oleh serangga, semakin lebih 300 tipe serangga seperti kutu, tirip, kupu-kupu, lalat, tabuhan, dan lebah terlihat mengunjunginya.

Apabila tumbuhan ini cabang-cabangnya ditinggalkan tumbuh cukup kokoh, edelweis mungkin saja saja saja saja saja saja saja tempat bersarang untuk burung tiung batu licikMyophonus glaucinus.

Klasifikasi :

Kingdom : Plantae

 (tidak termasuk) : Eudicots

 (tidak termasuk) : Asterids

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Anaphalis

Spesies : Anaphalis javanica

Edelweis di Taman Nasional Gunung Ciremai

Seperti gunung dan pegunungan yang lain di Indonesia, edelweis juga ada di Gunung Ciremai dengan luasan ± 300 Ha. Edelweis di Gunung Ciremai dapat dijumpai jika tengah kerjakan pendakian terutama diatas ketinggian semakin lebih 2000 mdpl. Bila kita kerjakan pendakian lewat Jalur Linggarjati & Linggasana jadi Edelweis dapat kita peroleh mulai dari Pos Sanggabuana sampai ke puncak. Untuk di jalur pendakian Palutungan jadi edelweis bisa dijumpai mulai dari Pos Sanghiang Ropoh Sampai ke puncak. Tengah untuk jalur pendakian Apuy edelweis dapat kita saksikan mulai dari Pos Sanghiang Rangkah. Edelweis di Gunung Ciremai menyajikan pemandangan menakjubkan berupa hamparan “savana” atau barangkali saja tampak seperti “kebun” yang luas dan indah. Terutama jika kita melihatnya saat sunrise, edelweis tampak berkilauan diserang sinar matahari.

Tingkah Pendaki “Nakal”

Edelweis yakni bunga yang pasti sudah tak asing lagi untuk sebagian penggiat alam bebas mendaki gunung, karena bunga abadi ini saat ini hanya bisa tumbuh dan besar di ketinggian gunung dan memerlukan sinar matahari penuh. Bunga cantik ini memang akrab dengan sebagian pendaki dan mengilhami sebagian orang melalui keindahan dan keabadian yang ditampilkannya. Biasanya edelweis diambil karena untuk buat jadi bukti bahwa seseorang telah mencapai puncak tertinggi. Pengalaman berikanlah bahwa edelweis dapat bertahan sejak mulai 6 bln. setelah dipetik. Walau berpindah warna jadi sedikit kecoklatan tetapi selalu pancarkan keindahannya. Tak heran apabila bunga ini diterangkan juga sebagai bunga abadi, karena mekar kurun saat yang cukup lama.

Bagian-bagian edelweis sering dipetik dan dibawa turun dari gunung untuk beberapa alasan estetis dan spiritual, atau hanya kenang-kenangan oleh sebagian pendaki. Ada banyak pendaki yang nekat “menyelundupkan” edelweis dalam senter, topi, celana dsb.

Dari berbagai alasan diatas tidak ada satu juga pembenaran yang layak kita tiru. Undang-undang nomor 41 Th. 1999 tentang kehutanan sudah jelas melarang pengambilan dari dalam dan keluar flora maupun fauna termasuk edeleweis.

Penelitian yang telah diakukan perlihatkan bahwa edelweis dapat diperbanyak dengan mudah melalui pemotongan cabang-cabangnya. Untuk kerjakan hal sejenis itu pasti pendaki diwajibkan bekerja bersamaan lanjut dengan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai.
source:
Toko Bunga Murah Gondangdia Jakarta Pusat 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar