Kamis, 05 November 2015

Janganlah Menjadi Sekuncup Mawar Namun Jadilah Seperti Rembulan

Siapa yg tidak mengerti bunga mawar,? bunga yang Sekian harum baunya, indah dan cantik saat melihatnya. Tak tak kerap bayak orang menggunakan perumpamaan dengan keindahan bunga mawar sebagai bentuk pujian oleh seorang pria pada seorang wanita yang pasti dia anggap cantik juga seperti bunga mawar.

Namun tidakkah anda kenali juga bahwa dibalik keindahan dan kecantikan yang dimiliki bunga mawar, sesungguhnya siapapun bisa memetiknya, mencium aromanya, dan lebih kritis lagi setelah dipetik dan dicium, lantas harus dibuang sekian saja.

Walau bunga mawar memiliki duri yang siap melindunginya dari tangan tangan orang yang ingin memetik dan mencium aromanya, tetapi apaboleh buat,,, ? sang mawar hanya ingin tunjukkan keindahannya dengan warna dan aroma yang dimilki tidak ada meminta untuk dipetik.

Begitulah sebagian dari isi ceramah yang di berikanlah oleh seorang ustaz yang hingga saat ini tetap masih teringat dibenak saya. seorang ustaz yang berdiri tegak diatas mimbar saat berceramah waktu malam sistem salat tarawih ramadahan dua th. silam. Detengah-tengah ceramahnya ustaz itu menyampaikan pesan pada sebagian jamaah terlebih remaja wanita yang shalat tarawih waktu malam itu, yakni " jangan sampai pernah pernah pernah engkau jadi seperti sekuncup bunga mawar namun jadilah seperti rembulan ".

Pesan islami dari perumpamaan yang di berikanlah oleh ustaz pada wanita bahwa pasti mejadi rembulan pasti lebih baik dari pada jadi sekuncup mawar.

Rembulan sekian indah dan cantik saat melihatnya namun dibalik keindahan dan kecantikannya nya siapa yang bisa memetiknya, siapa yang bisa menciumnya, dan siapa juga yang bisa membuangnya, seperti bunga mawar.

Jadi jangan sampai pernah pernah pernah engkau jadi seperti sekuncup bunga mawar namun jadilah seperti rembulan. Walau indah nan cantik namun tidak lah seperti mawar yang bisa dipetik dicium dan dibuang sekian saja.
source:
Toko Bunga Jakarta Pusat 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar