Minggu, 21 Februari 2016

Dongeng Asal-Usul Terbentuknya Bunga Edelweis

Peri Salju yakni peri yang paling cantik di semuanya dunia. Ia tinggal di pegunungan tinggi yang disebut dengan Pegunungan Alpen. Istananya ada di dalam satu gua besar, di puncak pegunungan yang paling tinggi dan diselimuti salju abadi. Segi dalam istananya serba putih. Ruang paling penting berdinding kaca dan terbuat dari papan-papan es yang dihaluskan. Satu bayangan akan terpantul sebagian ratus kali, sampai seolah-olah ada beratus-ratus orang berdiri di sana, walaupun sebenarnya hanya ada satu. Suara-suara akan dipantulkan kembali oleh pilar-pilar yang membeku, bergema, dan bersahut-sahutan.
Sebagian pendaki gunung dan gembala kambing yang tinggal di lembah ikhlas mempertaruhkan nyawa agar bisa saksikan istana yang indah itu. Mereka mujur dapat mengagumi akan akan bakal akan istana serba putih yang mempesona itu. Tetapi mereka yang sial akan bersua dengan Peri Salju. Peri Salju ini sekian cantik dan suaranya merdu mengagumkan, sampai siapa juga yang memandangnya akan jatuh cinta kepadanya. Walaupun sesungguhnya, sebagai peri ia tak dapat menikah dengan manusia umum. Hatinya terbuat dari es. Dia tak peduli apakah mereka yang datang ke istananya itu mengaguminya atau tidak. Apabila dia mulai bosan dengan sebagian orang yang mengaguminya, dia akan memanggil peri-peri karang gunung. Peri-peri itu akan terlihat dari celah-celah karang dan mengusir sebagian pengagum Peri Salju.
Disuatu hari, seorang pemburu yang tampan dan perkasa mendaki gunung itu. Dia mendengar suara merdu Peri Salju dihembus angin pegunungan. Dia tak dapat menahan diri untuk tidak mencari sumber suara yang mengagumkan itu.
“Siapa sangkaannya yang tinggal di puncak gunung yang sunyi ini? ” Kata pemburu itu dalam hati.
Lantas dia sampai ke istana salju dan bersua dengan Peri Salju. Pemburu itu selekasnya jatuh cinta. Tetapi ia merasa tidak layak buka perasaannya itu. Mustahil wanita secantik Peri Salju tertarik pada pemburu miskin seperti dirinya. Sikapnya ini berbeda sekali dengan rayuan serta pujian yang umum didengar oleh Peri Salju. Karenanya dia jadi tertarik pada pemburu itu. Peri Salju telah jatuh cinta padanya. Pemuda itu diijinkannya tinggal di istana. Sebagian peri karang gunung saksikan apa yang jalan. Mereka beberapa berang dan berkata, “Peri Salju tak dapat menikah dengan orang umum. Mari kita tangkap pemburu itu, dan kita lemparkan ke lembah. Pemburu miskin sepantasnya menikah dengan gadis dusun. ”
Mereka lalu keluar dari celah-celah karang, menangkap pemburu itu dan melemparkannya ke lembah. Setiap waktu pemburu itu berusaha mendaki kembali, peri-peri karang gunung menghindarnya. Mereka melemparinya dengan batu es. Peri-peri itu selalu berhasil menggagalkan usaha pemburu untuk menjumpai Peri Salju.
Lantas pemuda itu juga berhenti cobalah. Cintanya pada Peri Salju meluntur. Dia pikirkan telah menyia-nyiakan hidupnya dengan memburu satu hal yang takkan didapat. Selain itu, Peri Salju selalu menantikan hadirnya kekasihnya. Saksikan Peri Salju, sebagian peri karang berkata kepadanya, “Dia tak akan kembali. Bagimu itu lebih baik. Kau itu Peri Salju. Tak dapat menikah dengan manusia. Kau hanya layak menikah dengan peri juga. ”
Bagaimanapun, hati beku Peri Salju telah mencair. Untuk pertama kalinya, butir-butir air mata yang hangat menitik dari matanya yang indah. Mengalir di sela-sela karang dan berpindah jadi bunga-bunga perak. Sekarang ini kita mengenalnya sebagai bunga edelweiss, bunga indah yang abadi yang tumbuh di pegunungan Alpen.
source:
Toko Bunga Sekitar Jakarta 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar