Senin, 28 September 2015

Kisah Bunga Mawar dan Pohon Bambu

Di satu taman, ada taman bunga mawar yang tengah berbunga. Mawar-mawar itu keluarkan aroma yang sangatlah harum. Dengan warna-warni yang cantik, beberapa orang yang berhenti untuk berikanlah pujian pada sang mawar. Banyak pengunjung taman menyempatkan diri untuk berfoto di depan atau di samping taman mawar. Bunga mawar memanglah mempunyai daya tarik yang menawan, biasanya orang sukai mawar, itu salah satu simbol cinta.

Diluar itu, di segi lain taman, ada kumpulan-kumpulan pohon bambu yang terlihat menjemukan. menyebalkan. menyebalkan. menyebalkan. menyebalkan. Dari hari ke hari, bentuk pohon bambu yang demikian saja, tak ada bunga yang mekar atau aroma wangi yang disenangi beberapa orang. Tak ada orang yang berikanlah pujian pada pohon bambu. Tak ada orang yang ingin berfoto di samping pohon bambu. Jadi tidak heran jika pohon bambu senantiasa cemburu waktu saksikan taman mawar dikerumuni beberapa orang.

“Hai bunga mawar, ” tutur sang bambu disuatu hari. “Tahukah kau, saya senantiasa mau sepertimu. Berbunga dengan indah, mempunyai aroma yang harum, senantiasa dipuji cantik serta jadi saksi cinta manusia yang indah, ” lanjut sang bambu dengan suara sedih.

Mawar yang mendengar hal sejenis itu tersenyum, “Terima kasih atas pujian serta kejujuranmu, bambu, ” katanya. “Tapi tahukah kau, saya sesungguhnya iri denganmu, ”

Sang bambu keheranan, dia tak tahu apa yang buat mawar iri dengannya. Tak ada satupun sisi dari bambu yang lebih indah dari mawar. “Aneh sekali, kenapa kau iri denganku? ”

“Tentu saja saya iri denganmu. Cobalah saksikan, kau mempunyai batang yang sangatlah kuat, waktu badai datang, kau senantiasa bertahan, tak goyah sedikitpun, ” tutur sang mawar. “Sedangkan saya serta rekan-temanku, kami sangatlah rapuh, diserang angin sedikit saja, kelopak kami bakal terlepas, hidup kami sangatlah singkat, ” lebih sang mawar dengan suara sedih.

Bambu baru sadar bahwa dia mempunyai kemampuan. Kemampuan yang dia anggap umum saja sebenarnya dapat mengagumkan di mata sang mawar. “Tapi mawar, anda senantiasa di cari orang. Anda senantiasa jadi hiasan rumah yang cantik, atau jadi hiasan rambut beberapa gadis, ”

Sang mawar kembali tersenyum, “Kamu benar bambu, saya kerap digunakan juga sebagai hiasan serta di cari orang, namun tahukah anda, saya bakal layu sekian hari tempo hari, tak seperti anda, ”

Bambu kembali bingung, “Aku tak memahami, ”

“Ah bambu.. ” tutur mawar sembari menggeleng, “Kamu tahu, manusia kerap memakai dirimu juga sebagai alat untuk mengalirkan air. Anda sangatlah bermanfaat untuk tumbuhan yang lain. Dengan air yang mengalir pada badanmu, anda menghidupkan banyak tanaman, ” lanjut sang mawar. “Aku jadi heran, dengan faedah sebesar itu, harusnya anda bahagia, tidaklah iri padaku, ”

Bambu mengangguk, dia baru sadar bahwa sampai sekarang ini, dia sudah berguna untuk tanaman lain. Walaupun pujian itu seringkali ditujukan untuk mawar, sebenarnya bambu juga mempunyai faedah yg tidak kalah dengan bunga cantik itu. Mulai sejak pembicaraan dengan mawar, sang bambu tak akan merenungi nasibnya, dia gemari tahu kemampuan serta faedah yang dapat diberikan untuk makhluk lain.

Dari pada menggunakan tenaga dengan iri pada orang lain, tambah baik bersukur atas kekuatan diri sendiri, terlebih jika bermanfaat untuk orang lain. Vemale
source :
http://www.tokobungadijakartatimur.com/toko-jual-bunga-online-murah-di-kayu-putih/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar